Sabtu, 03 Maret 2012

Akulturasi Budaya


Meneropong Akulturasi Budaya Lewat Bangunan "Menara Kudus"

SUASANA religius yang kental tercipta, percampuran serasi antara arsitektur bangunan sekitar yang menghadirkan suasana 'kota lama', dengan hiruk pikuk pedagang yang menjual dagangan bernuansa Islami. Suasana menjadi semakin sejuk saat bulan Ramadan dan sayup-sayup terdengar suara lantunan ayat-ayat Al Quran,
terurai dengan lembut namun memberikan kedamaian bagi siapa saja yang mendengarnya. Suasana itulah yang tercipta saat menapakkan langkah di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Bangunan mirip sebuah menara, yang dibangun dengan tumpukan bata merah, nampak sederhana namun anggun, berdiri kokoh dan tak nampak termakan usia padahal sudah sejak 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah lalu pertama kali didirikan. Masjid Menara Kudus, bangunan bersejarah yang juga merupakan tempat beribadah itu hingga kini masih menampakan pesonanya.
Pada awal mulanya, Masjid ini dinamakan sama dengan nama salah satu masjid di Palestina oleh Ja'far Sodiq (Sunan Kudus), yaitu Al- Aqsa. Beliau juga pernah menempatkan batu yang diperoleh dari Baitul Maqdis, Palestina, sebagai batu pertama pendirian masjid tersebut.
Terbesit rasa aneh dan takjub saat mengamati bangunan Menara Kudus. Arsitektur yang ditampilkannya tidak mencerminkan bangunan masjid pada umumnya. Menara Kudus memakai arsitektur bercorak Hindu Majapahit. Bangunan masjid bila ditilik dari kacamata sejarah merupakan bentuk akulturasi budaya antara unsur Hindu dan Islam.
Pertimbangan memadukan unsur–unsur budaya lama dengan budaya baru dalam arsitektur Islam merupakan wujud adanya akulturasi dalam Islam, khususnya di Jawa. Menara Kudus merupakan salah satu pembauran Kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam. Agama Islam di Jawa disebarkan dengan proses selektif tanpa kekerasan, sehingga sebagian nilai-nilai lama masih ada tetap diterima untuk dikembangkan.

Akulturasi Kebudayaan Dari Segi Kesenian

Siapa yang tak tahu tari saman. tarian khas daerah aceh ini merupakan salah satu hasil akulturasi budaya islam dengan budaya masyarakat setempat.
tari saman pada awalnya merupakan permainan di aceh yang dikenal dengan "Pok Ane". karena sangat diminati seorang pendakwah bernama syekh saman menyisipkan syair yang berupa puji pujian kepada sang khalik sebagai musik pengiring tarian ini.
akulturasi bangunan menara kudus bila ditiik dari kacamata sejarah merupakan bentuk akulturasi antara budaya hindu dan islam.
Pertimbangan memadukan unsur–unsur budaya lama dengan budaya baru dalam arsitektur Islam merupakan wujud adanya akulturasi dalam Islam, khususnya di Jawa.
sedangkan dilihat dari segi kesenian bahwa tarian saman adalah akulturasi asli dari agama islam karena awalnya tarian saman adalah sebuah permainan dari rakyat aceh yang bernama "Pok Ane" lalu karena sangat disukai seorang pendakwah yang bernama syekh saman menyisipkan syair yang berupa puji pujian.

Tidak ada komentar: