Selama beberapa
tahun terakhir, telah menjadi jauh lebih mudah bagi orang-orang di Indonesia
(dan banyak negara yang sama) untuk online. Biaya komputer dan koneksi internet
relatif telah turun secara signifikan, dan akses internet gratis sekarang
tersedia di banyak perpustakaan, pusat-pusat komunitas dan ruang sosial.Namun,
kita tidak boleh melupakan fakta bahwa tidak semua orang dapat berpartisipasi
dalam revolusi online ini. Kombinasi, keuangan, faktor psikososial, fisik dan
kognitif geografis menyiratkan masih ada kesenjangan digital yang besar antara
si kaya dan si miskin. Jumlah pengguna internet meningkat sepanjang waktu, tapi
mungkin lebih penting adalah peningkatan keanekaragaman orang yang sedang
online. Tampaknya bagaimanapun, bahwa banyak pemilik situs web dan pengembang
yang baik enggan, atau tidak, untuk membuat situs yang memenuhi kebutuhan dari
bagian yang berbeda dari masyarakat. Dua periode dibandingkan . Pada tahun
2007, masyarakat rata-rata menggunakan internet setidaknya sekali, jumlah
penggunaan pada umumnya sangat terbatas dengan hanya 28%, mereka menggunakan
internet selama 5 jam seminggu atau lebih. Sedangkan masyarakat pada tahun 2012
memiliki peluang lebih besar untuk mengakses web dibandingkan tahun 2007.
Report menyatakan 50% dari mereka menggunakan internet setiap hari dan hanya
20% mengatakan penggunaan sekali seminggu atau kurang. Sebagian pergi online melalui
komputer yang dimiliki oleh anggota keluarga dan teman-teman, dan / atau dengan
komputer dan akses internet gratis yang disediakan oleh berbagai pusat
komunitas. Perubahan dalam perilaku memahami web. Dibandingkan dengan 2007,
masyarakat pada tahun 2012 tampaknya memiliki minat yang kurang, atau lebih
kesulitan, dalam mempelajari konsep dasar navigasi website. Beberapa bingung
dengan istilah navigasi umum “Home” dan “About”, dan cenderung melihat istilah
ini berkaitan langsung dengan diri sendiri. Penurunan ini jelas dalam kemampuan
untuk memahami, atau kemauan untuk belajar, sistem navigasi umum untuk banyak
situs mungkin tidak terbatas pada pengguna web pemula atau orang-orang dengan
kemampuan membaca tingkat rendah. Sebaliknya, sebuah emerging ‘Facebook efek’
dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa pengguna web biasa saat ini
cenderung untuk berpartisipasi dalam eksplorasi.
A. Perilaku
Navigasi
pada suatu situs
(jual beli khususnya) penggunaan navigasi yang baik sangat penting untuk
dilakukan bagi para pembuat online. Para pembuat situs website tersebut harus
bisa membuat suatu navigasi agar pengunjung situs tersebut tidak bosan dengan
melihatnya. Ada dua tipe navigasi. Yang pertama adalah yang standar, yang
memberikan overview dan peta penjelajahan situs. Biasanya bisa ditemukan secara
konsisten baik di bagian atas, samping atau footer. Yang kedua adalah navigasi
versi advance. Jenis ini masih bertujuan memberikan alat untuk menelusuri
situs, namun dengan cara lebih spesifik. Misal lewat kategori, pengarang,
produsen, range harga, dan lain lain. Navigasi semacam ini sebenarnya mirip
dengan fitur search namun sudah diberi antar muka yang lebih intuitif.
Alih-alih model kotak isian teks kosong, calon pembeli diberi beberapa nilai
default yang bisa dipakai lewat link yang disediakan. Lebih keren lagi, calon
pembeli bisa melakukan penelusuran bertingkat, misalnya: kategori buku,
di-drilldown dengan topik “IT dan Marketing”, di-tune lagi pada level
berikutnya dengan range harga 100 ribu sampai 400 ribu, lalu difinalisasi
dengan “reviewed by S.P.D”. Calon pembeli pun akan sampai pada apa yang
benar-benar dia cari.
Permasalah dalam
kaitan dengan:
-
Para pemakai interface website
tidak mengetahui daerah atau dalam hal ini lembaran-lembaran pada situs.
-
Struktur lokasi tidak dapat
ditemukan.
Pemakai interface
situs seharusnya diberikan suatu pemahaman dari struktur yang menyangkut dari
suatu ruang dari informasi tersebut. Maka sebaiknya disiapkan:
- Tabel Index (Peta
Lokasi)
- Index
- Navigasi
- Fasilitas
Pencarian (Search)
B. Perilaku
Pencarian
Fitur pencarian
internal tentunya telah di desain dengan batasan tertentu. Ketika situs Anda
tumbuh tentunya Anda akan semakin tahu pola pemakaian oleh pengguna. Termasuk
di dalamnya adalah pola pencarian dalam rangka mendapatkan pengalaman terbaik
dalam pemanfaatan situs. dalam kasus seperti diatas kita ingin membandingkan 2
situs jual beli online dimana kita liat dari navigasi dan pencarian yang
terdapat didalam situs web tersebut.
Web dan Perilaku
sosial
A. Web merefleksikan
perilaku sosial
web pun dapat
merefleksikan perilaki sosial masyarakatnya, dengan adanya alat pengukur
banyaknya orang/ IP address yang mengakses web tersebut dapat menunjukkan bahwa
web tersebut menarik perhatian masyarakat dan pastinya akan mempengaruhi sikap
sosial seseorang, contohnya seseorang yang sering mengakses situs belanja
online akan mempunyai gaya hidup yang boros karena tergiur oleh harga yang
lebih murah daripada counter ataupun discount - discount yang ada.
B. Web mempengaruhi
perilaku sosial
web sebagai salah
satu bentuk teknologi dan informasi yang sangat populer di masyarakat menjadi
salah satu pemicu yang mempengaruhi perilaku sosial masyarakat. ada dua dampak
yang dimbulkan yaitu dampak positif dan dampak negatif, dampak positifnya
adalah :
Ø lebih cepat dan mudah dalam meyelesaikan pekerjaan dalam hal ini
berarti membantu pekerjaan manusia
Ø dapat berkomunikasi dengan baik tidak peduli jarak dan waktu sehingga
membuat manusia saling berinteraksi dengan mudah
Ø mudah mencari informasi serta berbelanja online pun dapat dilakukan
dampak negatif :
Ø munculnya banyak penipu yang memanfaatkan internet
Ø adanya plagiatisme
Ø munculnya pencurian/hack
Ø munculnya banyak konyen-konten dewasa yang seharusnya tidak dilihat
anak kecil dapat merusak mental
Ø bahaya kesehatan akibat radiasi yang ditimbulkan oleh komputer itu
sendiri
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar